Tolongshareya – Sahabat tolongshare
Yang pasti akan terjadi yaitu kematian, namun tak seorang pun kapan kematian
tersebut terjadi.
Setiap yang bernyawa pasti
akan mengalami kematian. Itu berarti seseorang yang semasa hidupnya berada di
atas tanah, dan melakukan segala sesuatu untuk hidupnya, kini harus kembali ke
dalam perut bumi. Tanah yang dulu kita injak-injak, saat itu menjadi tempat
istirahat untuk kita hingga menjelang hari kiamat. Memasuki ruangan yang asing
pada hari pertama tentu rasa resah dan gelisah akan senantiasa menghantui diri
kita. Apalagi, kita tahu bahwa di dalam tanah itu penuh dengan hewan-hewan yang
tidak bersahabat baik dengan manusia, juga suasana yang gelap dan pengap
semakin menambah ketidaknyamanan. Lantas, seperti apa gambaran hari pertama di
alam kubur itu?
Di dalam kitab Daqaiq
al-akbar diceritakan mengenai keadaan mayit di alam kubur pada hari pertama
ini.
Diriwayatkan dari Abdullah
bin Salam, sebelum mayit bertemu dengan Munkar dan Nakir, mayit didatangi oleh
malaikat bernama Rauman yangwajahnya bersinar bagaikan matahari. Rauman
mendatangi mayit dan duduk lalu berkata, “Tulislah apa yang telah engkau
lakukan, baik dan jelek.”
Mayit berkata, “Dengan apa
aku menulis, mana pena dan tintaku?” Rauman lalu berkata, “Ludahmu adalah
tintamu dan jari-jarimu adalah penamu.” Mayit berkata, “Pada apa aku menulis,
sedangkan aku tidak mempunyai lampiran.” Malaikat kemudian memotong kain kafan
dan memberikannya pada mayit, ia berkata, “Ini lampiranmu, maka tulislah.” Maka
mayit menulis amalnya yang baik, saat sampai pada amalnya yang jelek ia malu
kepada malaikat tersebut.
Malaikat langsung berkata,
“Wahai orang yang salah, kenapa kamu tidak malu kepada Dzat yang menciptakan
kamu saat kamu melakukannya di dunia dan sekarang kamu malu kepadaku?” Malaikat
kemudian mengangkat batang kayu lalu memukulnya. Mayit berkata, “Bangkitkan aku
sehingga aku menulisnya.”
Kemudian ia menulis semua
amal baik dan jeleknya. Malaikat Rauman lalu menyuruhnya agar melipat dan
mengecapnya, lalu mayit itu melipatnya dan berkata, “Dengan apa aku
mengecapnya, sedangkan aku tidak punya cap?” Malaikat berkata, “Caplah dengan
kukumu.” Maka ia mengecapnya dengan kukunya dan menggantungkannya di lehernya
sampai hari kiamat.
Sungguh beruntunglah bagi
mereka yang selama hidup di dunia senantiasa mengingat Allah dalam setiap
aktivitasnya. Ketika hendak berbuat maksiat maka ia bersegera beristighfar dan
kemudian kembali mengingat Allah.
Semoga bermanfaat bagi
semua. Aamiin
Sumber:Islampos