Tolong share - Sahabat tolong share, Islam menganjurkan
untuk selalu mengamalkan dan menyebarkan kebaikan. Tidak hanya ustadz yang
diperintahkan untuk berdakwah, tetapi setiap umat muslim juga berkewajiban
melakukan dakwah. Namun, bagaimana jika ia berdakwah untuk orang lain tapi ia
sendiri menyimpang?
Rasulullah
pernah bersabda pada umatnya tentang larangannya membakar diri sendiri.
Ibaratnya adalah seperti lentera yang menerangi manusia namun ia membakar
dirinya sendiri. Lantas, siapakah orang yang dimaksudkan tersebut? sesuai dalam
hadits yang diriwayatkan Imam ath-Thabrani, inilah kisah orang berdakwah tapi
lupa dengan dirinya sendiri.
Mereka
ialah orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain tapi lupa pada dirinya
sendiri. Ia enggan untuk melakukan kebaikan yang ia sebarkan pada orang lain
itu. Rasulullah pernah bersabda bahwa orang yang menyebar kebaikan tapi enggan
untuk melakukannya sendiri diumpamakan sebagai lentera yang menerangi setiap
manusia tetapi ia justru membakar dirinya sendiri.
Biasanya,
mereka sibuk berdakwah menyerukan kebaikan dimana-mana. Setiap hari ia habiskan
untuk memperbaiki lingkungan sekitar, masyarakat, maupun tetangga. Tapi apa
yang dia sebarkan ini, ia sendiri enggan untuk melakukannya. Bahkan ia tidak
hanya melupakan kebaikan itu untuk dirinya sendiri tapi juga untuk keluarganya.
Hal ini
membuat mereka sibuk sepanjang hari di luar rumah untuk menyampaikan kebaikan,
berceramah, mengunjungi banyak orang dengan berbagai seruan agar orang lain
melakukan kebaikan. Tapi apa yang dikatakannya ini tidak selaras dengan kehidupannya
sendiri. Mereka justru melakukan hal-hal yang menyimpang dari kebaikan. Dakwah
atas dirinya sendiri disebut orang yang mampu melakukan kebaikan dan mengajak
dalam kebaikan.
Sebagian
dari mereka jutsru melakukan apa yang dilarang, seperti berzina, berjusi,
maksiat, mabuk, tidak bersedekah, meninggalkan sholat dan perbuatan dosa
lainnya. Padahal dalam dakwahnya, mereka menyeru umat manusia untuk tidak
berjudi, mabuk, berzina, dan melakukan sholat dengan tepat waktu serta
bersedekah.
Mungkin
mereka lupa jika di akhrat kelak setiap perbuatan yang kita lakukan akan
dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Selain itu, kemungkinan lain adalah
mereka lupa jika Allah akan memberikan siksa pedih bagi mereka yang menyeru
kebaikan tapi ia sendiri melakukan maksiat.
Sama
halnya dengan para ahli kitab. Mereka menyerukan kebaikan pada orang lain
tetapi ia sendiri kafir. Mereka selalu mengajak orang dalam kebaikan tapi
dirinya sendiri malah sibuk untuk melakukan berbagai keburukan dan perbuatan
dosa.
Janganlah
kita mencontoh ahli kitab tersebut. Terdapat orang-orang beriman yang bisa kita
jadikan suri tauladan terbaik, seperti Nabi Muhammad SAW. Apa yang mereka
katakan dan apa yang mereka lakukan adalah selaras. Mereka mengajak orang lain
dalam kebaikan tapi ia juga melakukan kebaikan pula, tidak hanya berseru pada
orang lain, keluarga, tapi juga untuk dirinya sendiri agar menjadi hamba yang
lebih baik lagi. Hal ini lebih memungkinkan untuk melakukan kebaikan
bersama-sama.
Sebagai
seorang muslim, sebelum kita menyerukan kebaikan kepada orang lain seharusnya
kita bisa melihat diri sendiri terlebih dahulu. Jika kita bisa mengajak orang
lain kepada orang lain, mengapa kita tidak mengajak diri sendiri untuk
melakukan kebaikan. Akan lebih baik jika kita berbenah diri terlebih dahulu
baru kemudian mengajak orang lain atau bahkan berbenah diri bersama-sama.
Memulai dakwah atas dirinya sendiri akan sangat bermanfaat. Apabila kita
memiliki perbuatan atau perilaku yang baik maka kebaikan yang akan kita
sampaikan akan lebih mudah diterima oleh orang lain.
Semoga
Bermanfaat bagi saya sendiri maupun sahabat tolong share, Dan terima kasih
telah membacanya
Sumber :
kumpulanmisteri.com