Tolong share – Dalam hidup berumah tangga
sangat tidak lengkap jika tidak memiliki anak, walaupun hidupnya serba ada akan
tetapi anak adalah salah satu faktor membawa kebahagian tersebut. Ada pasangan yang
lama menikah akan tetapi bertahun-tahun belum ditakdirkan memiliki keturunan.
Dan ia sangat merindukan sekali dengan kehadiran bayi di rumahnya.
Ketika Allah tidak menghendaki buah hati
hadir di tengah-tengah kita saat ini, janganlah khawatir sesungguhnya Allah
telah menyiapkan gantinya di surga kelak. .
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu,
ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ إِذَا
اشْتَهَى الْوَلَدَ فِي الْجَنَّةِ كَانَ حَمْلُهُ وَوَضْعُهُ وَسِنُّهُ فِي
سَاعَةٍ ، كَمَا يَشْتَهِي
“Seorang mukmin itu bila sangat
menginginkan anak (namun tidak mendapatkannya), di surga ia akan mengandungnya,
menyusuinya dan tumbuh besar dalam sekejap, sebagaimana ia menginginkannya.”
(HR. Tirmidzi, no. 2563; Ibnu Majah, no. 4338. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan
bahwa sanad hadits ini hasan).
Dari hadits di atas, kebanyakan ulama
berpendapat bahwa bagi yang menginginkan anak namun tidak mendapatkannya di
dunia, maka ia akan mendapatkannya di surga.
Sedangkan ulama lain berpendapat bahwa di
surga memang ada jima’ (hubungan in-tim), namun tidak menghasilkan anak atau
keturunan. Inilah pendapat yang diriwayatkan dari Thawus, Mujahid, dan Ibrahim
An-Nakha’i.
Dalil dari pendapat kedua di atas adalah hadits dari Abu
Razin Al-Uqailiy radhiyallahu
‘anhu, dari Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda,
الصَّالِحَاتُ
لِلصَّالِحَيْنِ تَلَذُّونَهُنَّ مِثْلَ لَذَّاتِكُمْ فِي الدُّنْيَا ،
وَيَلْذَذْنَ بِكُمْ ، غَيْرَ أَنْ لَا تَوَالُدَ
“Wanita shalih dengan pria
shalih di surga akan saling merasakan kelezatan sebagaimana yang mereka rasakan
di dunia. Wanita-wanita itu akan bersenang-senang dengan kalian. Namun mereka
tidak memiliki anak.” (HR. Ahmad, 4: 13. Syu’aib Al-Arnauth
mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if karena musalsal bil mahajahil)
Ibnul Qayyim sampai-sampai menjelaskan,
“Surga bukanlah negeri untuk menghasilkan keturunan. Surga adalah negeri yang
tetap dan kekal di dalamnya. Orang yang berada dalam surga tidak mengalami
kematian dan tidak pula menghasilkan keturunan untuk menggantikan yang mati.” (Haadi
Al-Arwah, 1: 173)
Namun cara kompromi yang baik dari dua dalil
yang kelihatan kontradiksi di atas adalah seperti yang dikatakan oleh Al-Munawi
berikut.
Al-Munawi menjelaskan dalam Faidh Al-Qadir (6: 335) bahwa, “Hadits tersebut tidak
bertentangan dengan hadits Al-Uqaili dengan sanad shahih “Sesungguhnya di surga itu tidak
ada anak kecil.” Karena itu, bagi orang yang tidak menginginkannya,
ia tidak akan melahirkan anak. Namun apabila seseorang menginginkan anak maka
akan seperti yang dijelaskan dalam hadits tersebut.”
Karena memang di surga, seseorang akan mendapatkan apa
yang ia inginkan termasuk kerinduan mendapatkan anak. Dalam ayat disebutkan,
وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ
الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan di dalam surga itu terdapat
segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di
dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf: 71)
Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk urusan dunia
dan akhirat kita. Yang belum mendapatkan keturunan, semoga Allah segera kasih
keturunan atau ganti dengan yang lebih baik.
Sumber : https://rumaysho.com