Tolongshareya – Sahabat tolongshareya
Kisah para Nabi memang seringkali membuat banyak orang penasaran. Bahkan kini
beredar kabar apabila Nabi Sulaiman yang terkenal punya budi pekerti yang baik
ini konon katanya meninggal di negara Indonesia.
Lantas , benarkah Nabi
Sulaiman ini meninggal di Indonesia ?
Pernyataan tersebut
tentunya membuat banyak orang penasaran untuk mengetahui bagaimana kisah
sebenarnya. Menanggapi pertanyaan tersebut , seorang ahli matematika Islam asal
Indonesia KH Fahmi Basya Hamdi menyakini bila Nabi Sulaiman, atau Solomo Raja
Israel, meninggal di Indonesia, tepatnya di Borobudur, Jawa Tengah.
Pernyataan ini tentunya
membuat banyak orang terkejut. Hal ini juga dikarenakan selama 33 tahun Basya
telah melakukan penelitian dan telah membukukan penemuannya dalam buku yang
berjudul Borobudur dan Peninggalan Nabi yang kini telah dicetak sebanyak tujuh
kali oleh Zaytuna.
Dalam penemuannya itu ,
Basya mengatakan apabila Nabi Sulaiman yang lahir sekitar 975-935 SM, tidak
meninggal di Rahbaam, Baitul Maqdis-Palestina, seperti yang diketahui oleh
masyarakat umum saat ini. Namun , dia meninggal di puncak Borobudur.
“Mengapa khiyam No6 yang
ada di Borobodur dibiarkan kosong tidak ada tamasilnya. sebab Nabi Sulaiman
wafat di sini,” tegas KH Fahmi Basya, sambil merujuk pada relief seseorang
memegang tongkat, di lantai tiga dari atas Borobudur.
Sahabat tolongshareya dari
pernyataan tersebut , memang belum diketahui bukti jelas akan teori tersebut .
Namun , untuk menguatkan teorinya, Basya mengutip firman Allah yang berisi,
takala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan
kepada mereka (jin) setelah kematiannya itu, melainkan rayap yang memakan
tongkatnya.
“Maka takala ia telah
tersungkur, nyatalah bagi jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib
tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan, mendapatkan tempatnya,” demikian
firman Allah.
Dalam penelitian itu,
Basya tidak hanya menjungkirbalikkan kepercayaan masyarakat umum tentang
sejarah Borobudur dan Nabi Sulaiman. Namun juga menawarkan wacana baru tentang
silsilah Nabi Sulaiman.
Seperti yang dikatakannya,
Ibu Nabi Sulaiman, Batsyeba binti Eliam (janda Uria orang Het yang dinikahi
Raja Daud ayah Sulaiman) adalah merupakan orang Jawa. Makanya Batsyeba memberi
nama anaknya Sulaiman yang artinya hamba yang baik.
Dan dalam bahasa Jawa,
nama Sulaiman diambil dari kata Su dan Man yang berarti hamba yang baik.
Tentang arti nama itu, Basya kembali menggunakan ayat Alquran yang menyebutkan,
bahwa Sulaiman adalah sebaik-baiknya hamba (38.30).
Selain itu, Basya juga
mengungkapkan bahwa catatan sejarah yang menyatakan Borobudur peninggalan
kerajaan umat Budha, sebab reliefnya banyak berkisah tentang ajaran umat Budha,
tidak seluruhnya benar.
Hal ini dikarenakan relief
yang ada dalam Borobudur sangat bernuansa kitab dan ajaran Budha yang ada dalam
relief Borobudur sangat dimungkinkan ada dalam kitab Zabur, seperti yang
ditemukannya saat melakukan penelitian.
“Kalau ada orang
mengatakan bahwa sebagian kisah Budha ada di Borobudur, berarti kisah Budha ada
dalam kitab Zabur atau sebagian dari Zabur digambarkan di sini (Borobudur),”
tegasnya. Dia juga menjelaskan, bahwa Istana Nabi Sulaiman yang digambarkan
sangat indah dalam Alquran, sebagai peninggalan dari Raja Daud bisa berada di
mana saja. Termasuk di Indonesia, jika merujuk kepada bukti-bukti yang
ditemukannya. “Kerajaan Daud yang diwarisi Nabi Sulaiman bisa (berada) di mana
saja,” terangnya
Bahkan , Basya kembali
mengingatkan kepada para pembacanya, bahwa penelitiannya peninggalan Nabi
Sulaiman di Indonesia memberi penekanan kepada nama tempat. Khususnya mengenai
kisah Indonesia Negeri Saba yang hilang dan penyebutan Ratu Boko.
“Pemakaian istilah Ratu
Boko dalam penelitian ini sekedar (untuk) mengenali tempat, karena tempat itu
sekarang bernama Istana Ratu Boko, bukan untuk mengatakan bahwa Ratu Saba (atau
Ratu Balqis) sama dengan Ratu Boko,” sambung Basya.
Walaupun sudah banyak
pernyataan yang diungkapkan melalui penelitian Basya dalam buku. Kisah kematian
Nabi Sulaiman ini belum bisa menjadi bukti kuat. Hal ini juga dikarena sebagai
karya ilmiah bisa saja memiliki unsur mengarang atau penambahkan.
Apabila memang Nabi
Sulaiman meninggal di Indonesia, sungguh menjadi hal yang Indah dimana
Indonesia menjadi salah satu tempat indah dari kisah kenabian yang budiman.
Semoga bermanfaat.
Waallahua’alam…
Sumber:Sini