Tolongshareya –Sahabat tolongshare
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah yang insyallah telah
mempertemukan kita semua dengan hari yang fitri setelah selama satu bulan kita
semua menjalankan ibadah puasa ramadhan. Ketika hari raya idul fitri datang
semua umat muslim berbondong-bondong pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat
ied atau sholat idul fitri. Namun tidak sedikit pula masyarakat disekitar kita
yang mungkin tidak bisa melaksanakan sholat ied dikarenakan beberapa hal. Sholat
ied hukumnya adalah sunnah muakad apakah jika luput dari shalat ied, apa yang
mesti dilakukan? Bagaimana cara menggantinya atau memang tidak perlu diganti? Inilah
penjelasannya.
Para sahabat Nabi
–shallallahu ‘alaihi wa sallam– telah memberikan jalan keluar untuk
permasalahan ini. Cukup shalat ied yang luput tadi diqodho’ dengan shalat empat
raka’at.
Ibnu Qudamah Al Maqdisi
rahimahullah berkata,
“Siapa saja yang luput
dari shalat ‘ied, maka tidak ada qodho’ baginya. Karena hukum shalat ‘ied
adalah fardhu kifayah. Jika sudah mencapai kadar kifayah, maka sudah dikatakan
cukup. Jika ia mau mengqodho’ shalat tersebut, maka tergantung pilihannya. Jika
ia ingin mengqodho’nya, maka diganti menjadi 4 raka’at. Empat raka’at tersebut
boleh dilakukan dengan sekali salam atau dua kali salam.
Perihal di atas
diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dan menjadi pendapat Ats Tsauri. Sebagaimana
diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata,
مَنْ فَاتَهُ الْعِيدُ فَلْيُصَلِّ أَرْبَعًا ، وَمَنْ فَاتَتْهُ الْجُمُعَةُ فَلْيُصَلِّ أَرْبَعًا
“Barangsiapa
yang luput shalat ‘ied, maka hendaklah ia menggantinya dengan shalat empat
raka’at. Barangsiapa yang luput shalat Jum’at, maka hendaklah ia menggantinya
dengan shalat empat raka’at.”
Diriwayatkan pula dari
‘Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa bila dia memerintahkan orang yang
tidak mampu melaksanakan shalat ied, maka ia memerintahkan untuk mengganti
dengan empat raka’at. Keduanya diriwayatkan pula oleh Sa’id.
Imam Ahmad rahimahullah
berkata, “Hal ini dikuatkan dengan hadits ‘Ali yang menyatakan bahwa bila ada
seseorang yang diperintahkan untuk shalat di tengah-tengah yang tidak mampu
melaksanakan shalat ied, maka hendaklah mereka mengganti menjadi empat
raka’at.” Setelah shalat qodho’ tersebut tidak ada khutbah ied sebab yang
diqodho’ hanyalah shalat ‘ied. Shalat qodho’ tersebut dikerjakan menjadi empat
raka’at sebagaimana dalam shalat Jum’at.
Dalam shalat qodho’ ini
boleh saja dilakukan dengan dua raka’at sebagaimana shalat sunnah lainnya.
Demikian pendapat Al Auza’i sebab ia menganggap shalat ied hanyalah shalat
sunnah. Apabila ingin, boleh juga shalat qodho’nya dilakukan dengan cara
seperti shalat ied dengan takbir zawaid. Pendapat ini juga dinukil dari Ahmad
Isma’il bin Sa’id, Abu Tsaur, Ibnul Mundzir. Sebagaimana diriwayatkan dari
Anas, bahwa ia tidak menghadiri shalat ied bersama imam di Bashroh. Lalu beliau
mengumpulkan keluarga dan bekas budaknya. Kemudian ‘Abdullah bin ‘Utbah bekas
budaknya berdiri untuk shalat, kemudian ia shalat dengan dua raka’at. Di
dalamnya tetap ada takbir zawaid (tambahan). Sebab shalat tersebut merupakan
shalat qodho’ sehingga mesti sama dengan tata cara shalat aslinya dan sama
seperti shalat-shalat lainnya pula.
Shalat qodho’ ketika itu merupakan
pilihan. Boleh saja seseorang shalat qodho’ tersebut sendirian, boleh juga
secara berjama’ah.
Abu ‘Abdillah Imam Ahmad
pernah ditanya, “Di manakah shalat qodho’ tersebut dilaksanakan?” Beliau pun
menjawab, “Jika ia ingin, boleh saja ia pergi ke lapangan. Begitu pula boleh di
tempat lainnya yang ia suka.” (Al Mughni, 3: 284-285).
Demikianlah penjelasan
mengenai sholat ied atau sholat idul fitri apabila kita luput tidak mengerjakan
sholat idul ied. Sholat ied hukumnya sunnah
maka jika anda luput tidak dapat melaksankan sholat, anda boleh mengqhodo’ atau
tidak mengqhodo’. Diatas sudah di jelaskan bagaimana sebaiknya dan cara
melakukannya. Anda bisa memilihnya sendiri. Semoga dapat bermanfaat. Aamiin
Sumber:Rumaysho.com