Tolongshareya – Sahabat Tolongshare Jodoh merupakan
ketetapan Allah SWT dan menjadi rahasia tanpa seorang pun mengetahuinya secara
pasti. Terkadang ada yang sudah menjalani hubungan lama, tiba-tiba kandas
karena alasan sepele. Sementara dua orang yang terpisah jauh, kemudian menjadi
suami istri tanpa diduga sebelumnya.
Tingkat kesulitan manusia dalam mendapatkan jodoh
berbeda-beda. Ada yang dimudahkan, ada pula yang hingga kini tak kunjung
menemukan pasangan hidupnya. Padahal usianya sudah memasuki umur yang matang
dan siap menjalani rumah tangga.
Bukan sedih karena belum menikah, namun sedihnya karena
perginya teman-teman seperjuangan yang sudah menikah. Mereka akan sibuk dengan
kehidupan baru mereka, dan aku masih disini dengan kehidupan yang sama.
Teman-teman seperjuangan itu yang biasanya menanyakan
kabar, mengajak untuk jalan-jalan, melewati suka dan duka bersama. Satu persatu
mereka sudah menemukan belahan jiwa. Aku tidak sedih, aku senang, bahagia,
akhirnya mereka bisa menggenapkan agama.
“Jodoh itu seperti kematian; tidak ketebak, tidak bisa
dimajuin atau dimundurin waktunya”. Setelah menikah baru merasa “it is the
right time” dan setiap orang beda waktunya. Cause everyone has their own story.
Teringat kata-kata Mario Teguh tentang jodoh,
“Jodoh seseorang tidak hanya satu, tetapi banyak.”
Apa maksudnya? Ternyata setiap manusia akan mendapatkan
pasangan hidupnya sesuai dengan tingkatan yang ada pada dirinya. Jika ternyata
kualitas dirinya A, maka dia hanya berhak mendapatkan pasangan yang kualitasnya
juga A, tapi jika dia meningkatkan kualitas diri menjadi B, maka dia akan
mendapatkan pasangan dengan kualitas B.
Begitulah seterusnya, hingga akhirnya di waktu yang
sudah ditentukan, dia akan dipertemukan dengan pasangan hidupnya yang sesuai
dengan kualitas dirinya saat itu.
Kita akan dipertemukan dengan jodoh yang baik apabila
kita mencari yang baik. Logisnya, kita akan tertarik dengan orang yang membuat
kita merasa nyaman. Kenyamanan itu biasanya timbul salah satunya dari
komunikasi yang nyambung. Ini berkaitan juga dengan kesetaraan atau sekufu.
Kesetaraan ini berkaitan dengan keharmonisan, serasi
dalam komunikasi, serta kesamaan pandangan. Dengan demikian kita bisa
berkomunikasi dengan baik dan bekerja sama membangun keluarga. Masa lalu seseorang
bisa menjadi pertimbangan juga.
Kalau masa lalunya buruk kita harus pastikan dia sudah
berubah. Perlu waktu untuk memastikan itu sebab untuk berubah butuh waktu dan
usaha.
Untuk mendapatkan jodoh yang baik, minimal dua usaha
berikut ini kita lakukan sebagai langkah awal.
1. Berada di Komunitas yang Benar
Kita tidak akan menemukan pasangan yang baik jika kita
mencari di klub malam. Maka kalau kita ingin benar-benar mencari pasangan yang
baik kita cari di komunitas yang dekat dengan ibadah.
2. Membentuk Diri Sesuai Dengan Jodoh yang Kita
Inginkan
Sadar atau tidak, jodoh kita adalah merupakan cerminan
diri kita. Maka bentuk diri kita harus sepadan dengan apa yang kita cari.
Jikalau hingga saat ini kita masih menanti jodoh, maka
kita lihat saudara-saudari kita yang jauh lebih dahulu menanti jodoh namun
hingga saat ini masih belum datang juga jodoh yang dinanti.
Kalaupun kita pernah gagal menjalani proses di awal
perjodohan, maka ada di antara saudara-saudari kita yang gagal di ambang pintu
pernikahan.
Kalau ternyata kita termasuk yang merasakan pahitnya
kegagalan di ambang pintu pernikahan, maka bukankah kita masih merasakan betapa
banyak pintu-pintu kebaikan lainnya untuk diri kita? Yakinlah bahwasanya jodoh
itu datang diwaktu yang tepat, saat yang tepat dan kondisi yang tepat.
Demikian artikel tentang jodoh yang tepat datang
diwaktu yang tepat, semoga artikel ini dapat memberikan semangat baru untuk
yang sedang dalam pencarian jodoh. Semoga bermanfaat.
Sumber: satujam.com