Tolongshareya – Sahabat Tolongshare Semua orang hidup pasti menginginkan
rezeki yang banyak serta barokah, namun terkadang kurang dipahami oleh beberapa
orang bahwa rezeki itu tidak hanya berupa materi saja, namun pada umunya orang
itu menganggap bahwa rezeki itu hanyalah berupa uang saja. Dalam artikel kali
ini akan dijelaskan bagaimana cara agar anda mendapatkan rezeki yang banyak,
dan perlu diketahui pintu rezeki itu datangnya bisa darimana saja yang penting
halal. Namun inilah beberapa amalan yang bisa diamalkan seseorang agar pintu
rezekinya di bukakan oleh Allah Swt. Mulai sekarang coba amalkan 6 amalan
berikut dibawah ini, dan semoga Allah Swt membukakan pintu rezeki yang banyak
bagi kita yakni:
1. Istighfar
Allah Ta’ala berfirman,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12)
“Maka
aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan
lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh:
10-12)
Terdapat sebuah atsar dari Hasan Al Bashri rahimahullah yang menunjukkan
bagaimana faedah istighfar yang luar biasa.
أَنَّ رَجُلًا شَكَى إِلَيْهِ الْجَدْب فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر الْفَقْر فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر جَفَاف بُسْتَانه فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر عَدَم الْوَلَد فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، ثُمَّ تَلَا عَلَيْهِمْ هَذِهِ الْآيَة
“Sesungguhnya
seseorang pernah mengadukan kepada Al-Hasan tentang musim paceklik yang
terjadi. Lalu Al-Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada
Allah”.
Lantas orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kemiskinannya. Lalu
Al-Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Lalu orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kekeringan pada lahan
(kebunnya). Lalu Al-Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada
Allah”
.
Lalu orang lain mengadu lagi kepada beliau karena sampai waktu itu belum
memiliki anak. Lalu Al-Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah)
kepada Allah”.
Dan setelah itu Al-Hasan Al-Bashri membacakan surat Nuh di atas.
(Riwayat ini disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar di Fath Al-Bari, 11: 98)
2. Menjalin silaturahim
Silaturahim ialah menjalin hubungan dengan kerabat yang pernah putus
atau terus menjalin yang telah selama ini ada.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasul shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa
yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia
menyambung silaturahim.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557).
Imam Nawawi mengatakan dilapangkan rezeki ialah diluaskan atau
diperbanyak rezekinya. Juga bisa maksudnya ialah Allah Swt berkahi rezekinya.
(Syarh Shahih Muslim, 16: 104)
Ibnu Hajar dalam Al-Fath menjelaskan, “Silaturahmi dimaksudkan untuk
kerabat, adalah yang punya hubungan nasab, baik saling mewarisi ataukah tidak,
begitu pula masih ada hubungan mahrom ataukah tidak.”
3. Memperbanyak sedekah
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Katakanlah:
“Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).” Dan
barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah
Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah
tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim, no. 2588)
Makna hadits tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Syarf An
Nawawi rahimahullah ada dua penafsiran yakni:
- - Harta
tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya.
Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya. Secara inderawi
dan realita bisa dirasakan.
- - Walaupun
secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup
dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat
banyak. (Syarh Shahih Muslim, 16: 128)
4. Bertaqwa kepada Allah Swt
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS.
Ath-Thalaq: 2-3)
Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan kita penjelasan menarik mengenai
pengertian takwa. Beliau rahimahullah berkata,
“Takwa ialah seseorang beramal ketaatan pada Allah atas cahaya (petunjuk)
dari Allah sebab mengharap rahmat-Nya dan ia meninggalkan maksiat disebabkan
cahaya (petunjuk) dari Allah Swt karena takut akan siksa-Nya. Tidaklah
seseorang dikatakan mendekatkan diri
pada Allah Swt selain dengan menjalankan kewajiban yang Allah tetapkan dan
menunaikan hal-hal yang sunnah. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
“Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang
Aku cintai. Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan
sunnah hingga Aku mencintainya.” Inilah hadits shahih yang disebut dengan
hadits qudsi diriwayatkan oleh Imam Bukhari.” (Majmu’ Al-Fatawa, 10: 433)
5. Melakukan haji dan umrah
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ
“Ikutkanlah
umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa
sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak.” (HR.
An-Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1: 387. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
6. Memperbanyak doa minta rezeki
Doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari hadits
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia menyatakan:
Setiap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat Shubuh,
setelah salam, beliau membaca do’a berikut,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan
mutaqobbalaa.
Artinya:
“Ya
Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan
orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan
mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah, no. 925 dan Ahmad 6: 305,
322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Juga do’a lainnya dari hadits ‘Ali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah mengajarkan doa berikut,
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika
‘amman siwaak.
Artinya:
“Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal
dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari
bergantung pada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 3563. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ
“Sesungguhnya
ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak
akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya.
Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki.
Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara
bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh
kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan
Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits shahih. Lihat Silsilah
Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866).
Dalam hadits disebutkan bahwa kita semua diperintah untuk mencari rezeki
dengan cara yang baik atau diperintahkan untuk “ajmilu fit tholab”. Apa
maksudnya?
-
Janganlah
berputus asa saat belum mendapatkan rezeki yang halal sehingga menempuh cara
dengan maksiat pada Allah Swt. Jangan sampai kita berucap, “Rezeki yang halal,
mengapa sulit sekali untuk datang?”
-
Jangan
sampai engkau mencelakakan dirimu untuk sekedar meraih rezeki. Jangan sampai kita tidak sabar. Seandainya mau bersabar mencari rezeki,
tetap Allah Swt member rezeki kepada
kita sebab jatah rezeki yang halal sudah ada. Coba renungkan perkataan Ibnu
‘Abbas berikut ini. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
ما من مؤمن ولا فاجر إلا وقد كتب الله تعالى له رزقه من الحلال فان صبر حتى يأتيه آتاه الله تعالى وإن جزع فتناول شيئا من الحرام نقصه الله من رزقه الحلال
“Seorang
mukmin dan seorang fajir (yang gemar maksiat) sudah ditetapkan rezeki baginya
dari yang halal. Jika ia mau bersabar hingga rezeki itu diberi, niscaya Allah
akan memberinya. Namun jika ia tidak sabar lantas ia tempuh cara yang haram,
niscaya Allah akan mengurangi jatah rezeki halal untuknya.” (Hilyah Al-Auliya’,
1: 326)
Demikian itulah beberapa tips untuk mendapatkan rezeki yang banyak serta
barokah. Silahkan lakukan 6 malan tadi
yang bisa diamalkan agar dibukakan pintu rezeki oleh Allah Swt. Janganlah kita
sebagai orang mukmin berputus asa dalam mencari rezeki yang halal, banyak serta
barokah, karena Allah Swt tidak akan melalaikan orang yang tetap mau berusaha. Semoga
bermanfaat.
Sumber:Rumaysho.com