Tolongsahreya – Sahabat tolongshare
Menikah merupakan suatu impian semua wanita, terlebih lagi dengan orang yang
sudah dikenal dan dicintai serta ia sayangi untuk menjalain suatu ikatan yang sakral
dan janji suci tersebut. Namun terkadang perjalanan suatu rumah tangga ada yang
baik-baik saja atau bahkan ada yang berjalan diluar dugaan individu tersebut
sehingga mungkin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Setiap rumah tangga
memiliki tujuan masing-masing yang pasti untuk menjadi yang lebih baik lagi
dari sebelumnya. Namun perlu diingat pepatah berkata dibalik suksesnya suami
ada sosok istri yang hebat.
Setiap wanita yang sudah
menikah sesungguhnya bisa menjadi istri yang hebat. Bagaimanakah sosok istri
yang hebat? Berikut ini 5 cirinya disertai contoh-contoh dari shahabiyah. Anda
yang belum menikah pun perlu membacanya sebagai bekal berumah tangga kelak.
1.
Tidak mudah panik ketika menghadapi masalah
Ciri yang pertama istri
yang hebat ialah tidak mudah panik ketika menghadapi suatu masalah. Ummu Sulaim
menjadi contoh yang sangat baik dalam hal ini.
Saat Abu Thalhah pergi,
putra mereka yang bernama Abu Umair meninggal dunia setelah beberapa hari
sakit. Istri yang biasa-biasa saja, mungkin ia akan sangat terpukul serta panik.
Seperti dialami wanita yang pernah meraung-raung di pemakaman Baqi’ dan
dinasehati sabar oleh Rasulullah, namun beliau malah dimarahi.
Ummu Sulaim tidak seperti
itu. Ia tidak panik. Bahkan saat Abu Thalhah pulang, ia tidak langsung
memberitahukan kabar duka itu kepada suaminya. Ia juga tidak menampakkan
tanda-tanda kesedihan. Disambutnya sang suami dengan wajah berseri, disiapkan
keperluannya, dipersilahkan menghilangkan keletihan dan kepenatannya. Bahkan Ummu
Sulaim malam itu tampil menawan dan melayani Abu Thalhah dengan penuh cinta di
peraduan.
Selesai bercinta, saat
suasana santai Ummu Sulaim berkata kepada Abu Thalhah. “Seandainya ada
seseorang yang meminjamkan sesuatu lalu beberapa waktu kemudian ia mengambil
pinjaman itu, apakah engkau akan menolaknya?”
“Tidak”
“Kalau begitu bersabarlah,
anak kita telah meninggal dunia”
“Mengapa kau tidak
memberitahuku saat aku tiba?” Abu Thalhah sempat marah. Lalu pagi harinya
mengadukan kepada Rasulullah. Namun Rasulullah justru memuji Ummu Sulaim serta
mendoakan keberkahan atas apa yang mereka lakukan semalam. Kelak, Abu Thalhah
dan Ummu Sulaim dikaruniai sembilan anak dan seluruhnya hafal Al Qur’an.
Pada umumnya banyak sekali
wanita yang cepat panik saat menghadapi masalah. Listrik mati, panik serta
ketakutan. LPG habis, panik takut tidak dapat memasak. Suami terlambat pulang
kerja, panik serta marah-marah. Anak jatuh, panik.
Istri yang hebat ialah
istri yang tidak mudah panik saat menghadapi masalah. Kesabaran menjadi pondasi
ketenangannya serta dengan ketenangan ia dapat berpikir lebih jernih serta
mengambil tindakan terbaik atas segala masalah yang dihadapinya. Istri yang
tidak mudah panik pada akhirnya akan membuat suami semakin cinta dan keluarga
semakin bahagia.
2.
Memberi motivasi ketika suami menghadapi tekanan
Seperti kisah berikut hari
itu Rasulullah datang dengan wajah pucat dan tubuh menggigil. Seperti orang
ketakutan. “Selimuti aku, selimuti aku,” kata beliau kepada istri tercinta,
Khadijah radhiyallahu ‘anha.
Khadijah segera
menyelimuti Rasulullah serta menenangkan beliau. Kemudian beliau pun
menceritakan apa yang baru saja dialaminya di gua hira, bertemu makhluk yang
aneh, mendekapnya hingga sulit bernafas, kemudian membacakan beberapa kalimat
yang tidak lain adalah surat Al ‘Alaq. “Aku sangat ketakutan,” pungkas beliau
mengakhiri ceritanya.
“Jangan khawatir wahai
suamiku,” kata Khadijah dengan nada meyakinkan, “Berbahagialah, sesungguhnya
Allah tidak mungkin menghinakanmu. Selama ini engkau selalu menyambung
silaturahim, jujur dalam berbicara, meringankan beban orang yang susah,
membantu orang yang lemah, menghormati tamu dan selalu membela kebenaran.”
Demikianlah istri
rosulullah Khadijah radhiyallahu ‘anha. Ia mencontohkan bagaimana menenangkan serta
memotivasi suaminya. Atas peran Khadijah, hari-hari pertama suaminya menjadi
Nabi berlangsung dengan baik. Atas dukungan dan motivasinya.
Setiap suami pasti pernah
mengalami tekanan. Entah tekanan yang disebabkan dari pekerjaan, tekanan dalam
mualamah, tekanan dalam berinteraksi dengan teman dan kolega, maupun tekanan saat
berdakwah. Istri yang hebat ialah istri yang mampu menenangkan serta memotivasi
suaminya. Tekanan yang didapat di luar rumah, segera akan ternetralisir di
dalam rumah sebab bertemu Anda, istrinya tercinta. Stres saat menghadapi
masalah di luar rumah segera mengendor di dalam rumah saat berjumpa dengan
Anda, istrinya tercinta.
3.
Memberi inspirasi ketika suami menghadapi masalah
Kebanyakan sahabat tidak
terima. Mereka pergi ke Makkah berniat untuk berhaji. Namun orang-orang kafir
Quraisy menghadang mereka dan membuat perjanjian damai dengan Rasulullah. Salah
satu isi perjanjian Hudaibiyah tersebut ialah mereka tidak bisa berhaji tahun
ini. Mereka tidak boleh masuk Makkah.
Saat Rasulullah memerintah
mereka ber-tahalul (memotong rambut) serta menyembelih hewan qurban, mereka
diam. Mereka masih marah serta tidak terima dengan keputusan tersebut. Hal itu
membuat Rasulullah kecewa. Tidak pernah para sahabat tidak merespon perintah
seperti ini.
Untungnya, ketika itu
beliau membawa Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha. Mendapati suaminya ‘bingung’
seperti itu, Ummu Salamah menenangkan beliau dan mengusulkan sebuah ide
brilian. “Wahai Rasulullah, jika engkau bertahalul serta memotong hewan qurban,
insya Allah mereka akan segera menirumu.”
Rasulullah senang mendengar
ide dari istrinya tersebut. Tanpa mengucap perintah apapun, beliau bertahalul
dan memotong hewan qurban. Dan benar, para sahabat lalu ikut bertahalul dan
memotong hewan qurban tidak lama setelah itu.
Istri yang hebat ialah
istri yang dapat mengurai masalah suaminya. Memberinya ide, memberinya
inspirasi, membantu menemukan solusi. Bukan sebaliknya malah membuat rumit
masalah, membuat pelik persoalan dan menambah ruwet persoalan.
Jika suamimu pulang
mengeluhkan pekerjaan, jangan engkau marahi: “Kerja gajinya kecil, selalu ada
masalah. Dasar suami bodoh.” Astagfirullah betapa kacaunya hati suami apabila mendapatkan
komentar seperti itu. Lebih baik sambut dengan mesra, siapkah teh manis,
dengarkan setiap keluh-nya serta berpikirlah sejernih mungkin seraya berdoa.
Semoga engkau seperti Ummu Salamah yang bisa memberikan ide dan inspirasi untuk
suami tercinta.
4.
Menjadi pelipur lara bagi suami
Saudah radhiyallahu ‘anha ialah
contoh istri yang pandai bercanda dan menghibur suaminya, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Meskipun usianya tergolong sudah lanjut, beliau
sering membuat Rasulullah tersenyum dengan cerita dan kata-katanya.
Suatu pagi Saudah
bercerita pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, semalam aku ikut shalat di
belakangmu. Saat ruku’, engkau menyenggolku sehingga aku memegang hidungku sebab
takut mengeluarkan darah.” Seketika Rasulullah tersenyum mendengar penuturan
istrinya tersebut.
Saat usianya semakin
lanjut, Saudah memberikan hari gilirannya kepada Aisyah. Beliau tahu bahwa
Rasulullah sangat mencintai Aisyah dan beliau ingin menyenangkan hati
Rasulullah dan Aisyah. Orang yang paling berbahagia dengan sikap Saudah itu
adalah Aisyah.
“Aku tidak pernah
menemukan seorang wanita yang lebih kusukai jika diriku menjadi dirinya kecuai
Saudah binti Zam’ah,” kata Aisyah, “Seorang wanita yang kekuatan jiwanya luar
biasa.”
Istri yang hebat ialah ia yang
bisa menghibur suaminya. Tidak hanya melalui urusan ranjang, tetapi juga
melalui canda-canda berdua. Betapa senangnya suami yang ditemani oleh istri
yang periang dan membuatnya tersenyum, di saat dirinya di luar rumah sering
berhadapan dengan hal-hal serius yang menguras pikiran dan menguras energi.
5.
Jujur dan minta maaf apabila melakukan kesalahan
Seorang shahabiyah, bahkan
istri Rasulullah pun pernah melakukan kesalahan yang membuat suaminya marah.
Malam itu giliran Aisyah
radhiyallahu ‘anha. Rasulullah telah melepas baju luarnya dan bersiap tidur.
Beliau terlihat tenang seperti orang yang telah tidur. Namun setelah itu beliau
kembali memakai bajunya dan pergi keluar. Aisyah yang terkenal sebagai istri
Nabi paling pencemburu lalu mengendap-endap mengikuti beliau dari belakang sampai
tampak olehnya Rasulullah masuk ke pemakaman Baqi, berdiri di sana dan berdoa.
Khawatir ketahuan telah
membuntuti Rasulullah, Aisyah mempercepat langkahnya hingga tiba di rumah.
“Mengapa nafasmu
tersengal-sengal?” tanya Rasulullah.
“Tidak apa-apa ya
Rasulullah.”
“Engkau mengatakan
kepadaku atau Allah yang akan memberi tahu aku?” mendengar pertanyaan itu,
Aisyah menjelaskan bahwa dirinya tadi mengikuti Rasulullah.
Rasulullah sempat agak
marah, namun Aisyah segera memakai caranya untuk meminta ridha beliau dan
meredam kemarahannya. Rasulullah tidak jadi marah, justru memberikan banyak
pelajaran berharga kepada Aisyah malam itu.
Pernah juga Aisyah,
Hafshah dan istri Rasulullah yang lain meminta tambahan nafkah kepada beliau.
Padahal berliau tidak lagi mengurusi hal duniawi seperti itu, beliau sangat
zuhud serta langsung menyedekahkan apa yang beliau dapatkan. Hanya mengambil
secukupnya untuk keluarga. Rasulullah sempat marah saat itu lalu Allah Swt menurunkan
surat Al Ahzab ayat 28-29 yang berisi pilihan apakah mereka mau tetap bersama
Rasulullah dalam kesederhanaan atau mau gemerlapnya dunia namun diceraikan oleh
Rasulullah. Akhirnya mereka semua bertaubat kepada Allah dan meminta maaf
kepada Rasulullah.
Itulah penjelasan tentang
istri-istri yang hebat bagi suaminya. Apabila seorang istri salah maka ia jujur
serta mau meminta maaf kepada suaminya. Jika gengsi dan tidak mau meminta maaf
itu merupakan penyakit berbahaya dalam suatu hubungan rumah tangga. Sangat
banyak pasangan suami istri yang bercerai dikarekan mereka sama-sama
mengedepankan ego serta gengsinya. Tidak ada yang mau mengalah dan tidak ada
yang mau meminta maaf kepada pasangan. Semoga bermanfaat.
Sumber:Ukhtiindonesia.com