Uang THR Masih Kurang Buat Keperluan Lebaran?Lakukan Ini

Tolongsahreya – Sahabat tolongshare Alhamdulillah tidak terasa puasa ramadhan sudah kita lalui sudah 10 hari lebih, dihari – hari seperti ini banyak ibu rumah tangga yang tengah sibuk mempersiapkan perlengkapan untuk hari raya idul fitri, apalgi untuk ibu rumah tangga yang suaminya bekerja di suatu perusahan pasti yang dinanti adalah THR (Tunjangan Hari Raya), bahkan terkadang mungkin tidak sedikit ibu rumah tangga yang sibuk belanja untuk persiapan lebaran meskipun uang THR belum diterima. Kita sadar Ramadhan dan Lebaran membuat ibu rumah tangga harus mengeluarkan dana ekstra untuk konsumsi makanan yang lebih bergizi serta menggugah selera, sedekah, membuat penganan spesial Lebaran, baju baru untuk anggota keluarga, biaya mudik, atau angpao untuk kerabat dan lain sebagainya. Meskipun bulan ramadhan dan lebaran datang setiap tahun seharusnya sudah pintar mengolah keuangan buat ramadhan dan lebaran, namun ternyata tidak juga. Banyak masyarakat disekitar kita yang selalu pusing mengatur keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ramadhan dan lebaran. Mengapa bisa demikian?Inilah jawabannya kenapa seperti demikian.


Ada beberapa hal yang sering luput dari perhatian kita terkait pengelolaan keuangan Ramadhan dan Lebaran. Namun kesadaran akan melambungnya pengeluaran ini sering kita anggap sepele, sehingga kesalahan-kesalahan yang seperti berikut ini pun terjadi:

1.  Tidak Memiliki Perencanaan
Sesuatu yang pasti akan kita hadapi tentu membutuhkan perencanaan yang matang. Jika kita berpatokan pada “Bagaimana nanti saja”, atau “Kan, ada THR”, dijamin ibadah Ramadhan tidak akan seratus persen tenang karena pusing mengatur keuangan. Perencanaan dan persiapan menghadapi hal ini, idealnya dilakukan beberapa bulan sebelumnya, bukan saat mendekati Ramadhan. Bila kita tahu berapa kisaran dana yang dibutuhkan saat Ramadhan dan Hari Raya, kita pun akan tahu berapa nominal yang layak disisihkan setiap bulannya.

2.  Salah Dalam Mengelola THR (Tunjangan Hari Raya)
“Sering kali kita tidak memisahkan antara pengeluaran biaya hidup normal yang terjadi di bulan Ramadhan dengan pengeluaran tidak rutin untuk Hari Raya,” ungkap Prita Hapsari Ghozie, SE, MCom, GCertFP, CFP®, QWP, perencana keuangan dari ZAP Finance. Keduanya kerap dibebankan pada pendapatan Tunjangan Hari Raya (THR) yang didapat dari kantor. Padahal, untuk biaya keperluan hidup normal, harus dipenuhi dari gaji, bukan THR. Barulah untuk kebutuhan Lebaran, dipenuhi dari uang THR. Bila tidak ketat begini, maka uang THR akan selalu terasa kurang. Padahal lebih ideal lagi, ada sisa uang THR yang bisa ditabung.

3. Tidak Memaknai Esensi Ramadhan Dan Hari Raya
Orang sering salah kaprah saat menghadapi Ramadhan dan Hari Raya. Yang dipentingkan ialah makanan dan pakaian baru, bila tidak terpenuhi terasa kurang afdhal. Akhirnya, walau tidak ada pun, dipaksakan supaya ada. Padahal, ini berlawanan dengan esensi Ramadhan yakni mengendalikan hawa nafsu, baik hawa nafsu perut, belanja, ataupun sedih dan marah saat kekurangan. Bila mampu, tidak masalah memenuhi keperluan tersebut sebatas kebutuhan yang wajar, tetapi apabila tidak mampu jangan pernah memaksakan diri.

4. Belanja Yang Tidak Perlu
Belanja yang tidak perlu saat ramadhan dan lebaran yaitu seperti renovasi rumah, mengganti gorden, taplak meja, vas bunga, dan berbagai pernak-pernik untuk menghias rumah menjelang Lebaran bukan saja tidak harus, tetapi kerap jadi mubazir bila yang lama masih dalam kondisi bagus. Segala perlengkapan lama bisa tetap tampak bagus apabila dicuci bersih dan beri pewangi. Alangkah lebih baik lagi jika pernak-pernik tersebut memang hanya dikeluarkan saat Lebaran, sehingga selalu tampak bersih serta terlihat seperti baru.

5. Tepat Susun Anggaran
Mengelola keuangan yang tepat saat Ramadhan dan Hari Raya sebenarnya tidak terlalu susah. Asal kesalahan di atas diminimalisir, insya Allah kantong tidak jebol. Kiat yang paling tepat adalah dengan cara memperhatikan skala prioritas yang perlu dikedepankan dalam mengelola keuangan di hari-hari istimewa ini. Di antaranya ialah:

a. Alokasi untuk zakat-infak-sedekah

Ibadah yang terkait maal atau harta saat Ramadhan tentu saja adalah zakat, infak dan sedekah. Rasulullah Saw dan para sahabat sama sekali tidak mementingkan diri harus berbuka dan sahur dengan makanan seperti apa. Yang mereka utamakan ialah bagaimana caranya untuk bisa bersedekah sebanyak-banyaknya di Ramadhan. “Rasulullah saw adalah manusia paling dermawan. Puncak kedermawanannya terjadi pada bulan Ramadhan ketika Jibril mendatangi beliau… Sungguh, Rasulullah saw lebih dermawan dan pemurah dengan kebaikan seperti angin yang berembus,” (HR Bukhari Muslim).

b. Membayar utang

Utang merupakan kewajiban yang penting untuk diselesaikan, seba ia bisa menghambat hisab seseorang di akhirat sebagaimana sabda Rasul saw, “ Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan utangnya hingga dia melunasinya,” (HR Tirmidzi). Oleh sebab itu jangan lupa sisihkan sebagian uang THR untuk membayar utang.

c. Belanja rutin

Perlu diperhatikan bahwa anggaran Ramadhan seharusnya sama dengan bulan-bulan sebelumnya, termasuk biaya listrik, air, telepon, dll. Apabila ada penambahan, tidak lebih disebabkan faktor kenaikan harga barang atau sesekali membeli penganan khusus yang hanya ada di Ramadhan. “Sedangkan untuk keperluan sedekah Ramadhan dan Lebaran, memang sebaiknya sudah dipersiapkan dari beberapa bulan sebelumnya dengan cara menabung,” tambah Prita.

d. THR pekerja dan hadiah orang terdekat

Alangkah bagusnya uang THR untuk memberi THR pada orang yang bekerja pada kita, juga kerabat yang membutuhkan.

e. Dana mudik

Terkait mengenai ritual rutin tahunan mudik, ada beberapa kiat khusus yang dapat diterapkan, misalnya memesan sejak beberapa bulan sebelumnya. Yang harus diingat, jangan sampai memaksakan diri mudik tanpa persiapan yang matang, yang akhirnya malah membuat kita mempunyai utang setelah Lebaran.

f. Dana cadangan atau investasi

Salah satu tanda sukses dalam mengelola keuangan Lebaran, menurut Prita, ialah bila selesai Ramadhan kita masih punya uang tabungan serta tidak memiliki utang kartu kredit. Paling tidak, sisihkan 10 sampai 20 persen pendapatan THR untuk ditabung atau menambah pos investasi.

Nah sahabat tolongshare itulah beberapa penyebab kenapa masyarakat disekita kita masih banyak yang pusing dengan keuangan saat ramadhan dan menjelang lebaran, dan diatas ada beberapa tips agar kita semua terhindar dengan kecemasan, pusing atau bahkan memaksa untuk berhutang demi memenuhi kebutuhan saat ramadhan dan lebaran. Semoga tips diatas dapat membantu semua agar tidak ada lagi keluhan di hari istimewa seperti ini sehingga dalam menjalankan ibadah puasa juga dapat lebih focus lagi.



Sumber:Ummi-online


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Uang THR Masih Kurang Buat Keperluan Lebaran?Lakukan Ini