Tolong Share – Gerhana matahari akan terjadi hari ini 9 maret
2016, sebagian penduduk di wilayah autralia dan asia tenggara dapat melihat
gerhana matahari total termasuk negeri
kita Indonesia.
Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini
berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berselisih mengenai tata
caranya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana
shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’,
dua kali sujud. Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan
dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat
yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas
ulama.18
Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami
sebutkan:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus
seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat
berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau
melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.”19
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada
masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri.
Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi
dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang
sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut
namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan
memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya
seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi),
sedangkan matahari telah nampak.”20
Ringkasnya,
tata cara shalat gerhana -sama seperti shalat biasa dan bacaannya pun sama-,
urutannya sebagai berikut.
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena
melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita
shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga
tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para
sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca
surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah)
sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam
hadits Aisyah:
جَهَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى
صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika
shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4] Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
[5] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan
’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
[6] Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan
dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini
lebih singkat dari yang pertama.
[7] Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih
pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
[9] Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk
di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10] Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua
sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih
singkat dari sebelumnya.
[11] Tasyahud.
[12] Salam.
[13] Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah
yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan
membebaskan budak.
Demikian tata cara dalam
melakukan sholat gerhana, semoga bermanfaat bagi kita semua.. Aamiin
sumber : https://rumaysho.com/753-panduan-shalat-gerhana.html