Tolong Share - Menyambut gerhana matahari dengan meriah?
Gegap gempita, riuh riang dan pesta pora menyambut momentum kejadian alam gerhana matahari total, seakan gerhana matahari itu adalah berkah dan rezeki.
Benarkah demekian dahulu Nabi sallallahu allaihi wassallam tatkala mendapatkan momentum gerhana matahari?
Gegap gempita, riuh riang dan pesta pora menyambut momentum kejadian alam gerhana matahari total, seakan gerhana matahari itu adalah berkah dan rezeki.
Benarkah demekian dahulu Nabi sallallahu allaihi wassallam tatkala mendapatkan momentum gerhana matahari?
Tatkala beliau mendapatkan momentum seperti ini, Beliau tidak menyambutnya dengan pesta apalagi menganggapnya sebagai ajang wisata yang patut dipromosikan atau diabadikan atau dimeriahkan.
Dahulu Nabi sallallahu alaihi wasallam ketika terjadi momentum gerhana matahari begitu takut dan khawatir terhadap gerhana matahari. Beliau beralasan bahwa gerhana matahari bukanlah rejeki atau ajang wisata akan tetapi gerhana matahari adalah ancaman dan peringatan.
Dengan gerhana matahari, Allah mengancam dan memberi peringatan bahwa allah maha kuasa menjadikan matahari tidak lagi berputar, tidak lagi bersinar.
Allan maha kuasa menjadikan matahari berhenti ditempat atau bisa pula menjadikan perjalan matahari dan bulan terus beriringan sehingga gelap gulita.
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah.
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah.
Oleh karena itu pada saat terjadi gerhana hendaklah kita melakukan sholat.
Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Tatkala gerhana matahari terjadi di masa Rasulullah saw. (manusia) diseru dengan seruan: "as-shalaatu jaami`atan" (marilah salat berjamaah). Rasulullah saw. melakukan dua kali rukuk dalam satu rakaat. Kemudian berdiri dan melakukan dua kali rukuk dalam satu rakaat (yang terakhir). Kemudian matahari nampak kembali
Tatkala gerhana matahari terjadi di masa Rasulullah saw. (manusia) diseru dengan seruan: "as-shalaatu jaami`atan" (marilah salat berjamaah). Rasulullah saw. melakukan dua kali rukuk dalam satu rakaat. Kemudian berdiri dan melakukan dua kali rukuk dalam satu rakaat (yang terakhir). Kemudian matahari nampak kembali
Dengan kedua ayat tersebut Allah membuat rasa takut kepada hamba-hamba-Nya. Keduanya tidaklah terjadi gerhana karena kematian seorang manusia. Karena itu bila kalian melihatnya, salat dan berdoalah kepada Allah sampai hilang yang menakutkan kalian
Sobat masihkan kalian ingi menyambut gerhana dengan ingin berwisata, menikmati keindahan gerhana dengan selfie sana dan selfie sini?
Atau kalian menjadikan momentum gerhana matahari total dengan bermuhasabah, mengasah rasa takut, khawatir dan iman kita kepada kuasa Allah dan selanjutnya memperbanyak doa kepada Allah?
Na'udzubillahimindzalik..
Atau kalian menjadikan momentum gerhana matahari total dengan bermuhasabah, mengasah rasa takut, khawatir dan iman kita kepada kuasa Allah dan selanjutnya memperbanyak doa kepada Allah?
Na'udzubillahimindzalik..
Semoga bermanfaat untuk kita semua dan menjadikan kita menjadi makhluk Allah yang lebih baik lagi. AAMIIN
sumber: kartunislam