Tolongshareya
– Sahabat tolongshareya dunia sudah penuh dengan orang-orang yang licik,
sehingga banyak cara yang dicapai para 0knum untuk melakukan berbagai hal yang
bukan semestinya.
Saat
ini sudah ada indikasi adanya kelompok yang tidak ingin Indonesia damai.
Seperti, beredarnya buku Bimbingan dan Konseling untuk SMP dan MTs di
Yogjakarta. Dimana dalam buku tersebut mengganti lafaz Allah dengan Tuhan.
Kemudian
kata ‘Subhanallah’ diganti dengan ‘Subhana Tuhan’ dan kalimat ‘Laa ilaha
illallah’ juga diganti dengan ‘Laa ilaha illa Tuhan’. Padahal, buku tersebut
merupakan buku untuk anak yang menginjak masa remaja, kata Mensos Khofifah usai
menghadiri Harlah ke-21 Ponpes Syaikh Abdul Qodir al Jailani, Kraksaan,
Kabupaten Probolinggo, Kamis (25/5). Ia menyatakan ada pihak tertentu yang
sengaja memancing masyarakat untuk membuat gaduh. Demikian berita di
aktual.com.
***
Buku
terbitan Paramitra Publishing yang berjudul Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling menimbulkan k0n*tro*versi.
Pasalnya
di buku yang ditujukan bagi guru-guru Bimbingan Konseling (BK) tersebut
bertuliskan kalimat yang tidak sesuai.
Di
halaman 77 buku tersebut, terdapat tulisan “Barangsiapa mengucapkan subhana Tuhan,
maka baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca la ilaha illa Tuhan, maka baginya
20 kebaikan. Dan barangsiapa membaca alhamdu lil Tuhan, maka baginya 30
kebaikan.”
Sahabat
tolongshareya hal itu membuat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) angkat
bicara. KPAI ikut berkomentar sebab semula buku tersebut tertulis ditujukan
bagi siswa SMP-MTs.
“Kami
sedang mendalami buku tersebut mengingat sasaran buku tersebut untuk anak usia
sekolah,” tegas Wakil Ketua KPAI Susanto, Kamis (25/5).
Susanto
mengingatkan kepada pihak penerbit selanjutnya untuk lebih teliti dalam proses
editing hingga penerbitan. Hal itu, kata dia, untuk mencegah munculnya
permasalahan di masyarakat.
“KPAI
mengingatkan kepada penerbit agar proses penulisan, editing hingga penerbitan
dilakukan sebaik-baiknya. Menerbitkan buku itu baik, maka harus dilakukan
dengan proses yang baik pula,” kata Susanto.
Setelah
mengundang k0n*tr0*versi, akhirnya pihak penerbit secara resmi menarik buku
tersebut. Pihak penerbit juga meminta maaf atas diterbitkannya buku tersebut.
Tulisan
tersebut muncul karena akibat ketidak sengajaan sistem Microsoft Word yang
kurang dicek kembali.
Pimpinan
Paramitra Publishing, Hani Rochmanudin meminta maaf kepada seluruh pihak. Buku
tersebut juga tidak dijual bebas dan bukan untuk konsumsi siswa dan peserta
didik.
“Atas
segala kesalahan penulisan di buku tersebut, tak ada unsur kesengajaan. Buku
tersebut ditujukan untuk pegangan guru BK, bukan untuk konsumsi siswa dan
peserta didik,” kata Hani.
Sumber: nahimunkar.com