Tolongshareya
– Sahabat tolongshareya Sudah kita ketahui semua bahwa hidup di dunia ini jika
kita beramal sholih yakni sedekah tentu kelak akan mendapat pahala dari Allah, Allah
SWT telah menjanjikan banyak dalam Al Qur'an, selain pahala yang banyak juga
InsyaAllah rejeki yang berkelimpahan. Tapi, ternyata, ada sedekah yang malah
menyebabkan pelakunya masuk ke neraka.
Bagaimana
bisa? Amal perbuatan yang terlihat baik dari luar ternyata malah berakibat
buruk, apa ya, yang menyebabkan hal tersebut?
Syaikh
Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di menulis dalam kitabnya yang berjudul Tafsir
al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan bahwa firman Allah SWT, "Dan
janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah." (QS. Al Muddatsir
(74): 6-7)
Sahabat
tolongshareya ayat tersebut menunjukkan larangan berpengharapan terhadap
balasan yang lebih besar dari manusia ketika bersedekah. Syaikh As Sa'di
menegaskan, "Berbuat baiklah kepada manusia selagi engkau mampu dan
harapkan pahalamu dari Allah SWT."
Tentu
kita tidak ingin terjadi kisah seperti ini pada diri kita. Kisah tentang tiga
penghuni neraka yang pertama. Ada tiga
orang yang yakin betul bahwa mereka akan diputuskan menjadi penghuni surga.
Orang
pertama dipanggil menghadap Allah. Ia merupakan seorang pria yang mati syahid.
Si pria mengakui banyaknya nikmat yang diberikan Allah padanya. Allah pun
bertanya, “Apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat itu?”
Mujahid
itu menjawab, “Saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati syahid,”
ujarnya.
Allah
ta’ala pun menyangkalnya, “Kau telah berdusta. Kau berperang agar namamu
disebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan ternyata kamu telah
disebut-sebut demikian,” firman-Nya. Mujahid riya' itu pun diseret wajahnya dan
dilempar ke jahannam.
Orang
kedua pun dipanggil. Ia merupakan seorang alim ulama yang mengajarkan Al Quran
pada manusia. Seperti orang pertama, Allah bertanya hal sama, “Apa yang telah
engkau perbuat berbagai nikmat itu?”
Sang
ulama menjawab, “Saya telah membaca, mempelajari, dan mengajarkannya Al Qur'an
karena Engkau,” ujarnya.
Namun
Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut sebagai
seorang alim dan kau membaca Al Qur'an agar kamu disebut sebagai seorang qari,”
Allah mengadili. Sang alim ulama pun menyusul si mujahid, masuk ke neraka yang
apinya menjilat-jilat.
Orang
ketiga pun dipanggil. Kali ini ia merupakan seorang yang sangat dermawan. Sang
dermawan dianugerahi Allah harta yang melimpah. Allah pun menanyakan tangung
jawabnya atas nikmat itu, “Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai
nikmatKu” firmanNya.
Sang
dermawan menjawab, “Saya tidak pernah meninggalkan sedekah dan infak di jalan
yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena
Engkau,” jawabnya.
Dia
pun tak jauh beda dengan dua orang sebelumnya. “Kau berdusta,” firman Allah.
“Kau melakukannya karena ingin disebut sebagai seorang dermawan. Dan begitulah
yang dikatakan orang-orang tentang dirimu,” firmanNya.
Sang
dermawan yang riya' ini pun diseret dan dilempar ke neraka, bergabung denan dua
temannya yang juga menyimpan sifat riya' di hati.
Sahabat
tolongshareya kisah pengadilan akhirat tersebut terdapat dalam hadits
Rasulullah dari Abu Hurairah. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim,
An-Nasa-i, Imam Ahmad dan Baihaqy. Kisah yang sama dalam teks hadits yang
berbeda juga diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan al-Hakim.
Di
akhir hadits, Abu Hurairah bahkan membaca firman Allah yang menjadi hikmah
pelajaran atas kisah tersebut. “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia
dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka
di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan,” (QS Hud: ayat 15-16).
Karena
itu saat bersedekah dan melakukan amal apapun, kita harus berhati-hati dengan
niat kita. Sangat merugi, ketika kita banyak beramal, termasuk sedekah, tapi
hanya balasan duniawi yang kita inginkan. Rajin bersedekah, tapi tujuan
utamanya adalah agar rezeki dan karir lancar. Entah diletakkan dimana
keikhlasan beramal untuk Allah SWT.
Orang
yang beramal hanya untuk balasan duniawi terlihat ciri-cirinya seperti
disebutkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Jika diberi, dia pun
ridho. Namun jika tidak diberi, dia pun tidak ridho (murka), dia akan celaka
dan kembali binasa.”
Jika
dikasih kenikmatan dunia, ia senang dan bahagia, tapi kalau kenikmatan dunia
itu tidak kunjung datang, setelah ia melakukan amalan kebaikan, ia akan marah.
Misal di dalam hati mengatakan, "Apaan nih! Gue udah rajin sedekah tiap
hari, tapi rezeki masih seret juga. Gaji segini-gini aja, usaha nggak
sukses-sukses."
Wah,
wah, kudu lurusin niat lagi tuh ketika ada bisikan-bisikan seperti itu.
Ibnu
‘Abbas mengatakan, “Barangsiapa yang melakukan amalan puasa, shalat atau shalat
malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah, “Allah
akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia
(lenyap) di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari dunia. Di akhirat,
mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi.”
Sahabat
tolongshareya maka agar terhindar dari neraka padahal maksud hati ingin
melakukan amal kebaikan, bersedekah dan beramal lah karena Allah SWT.
Bersedekah bukan karena ingin balasan yang lebih banyak di dunia, apalagi dari
manusia. Tapi, yakin saja bahwa Allah SWT yang akan memberi balasan, boleh jadi
di dunia, boleh jadi juga di akhirat. Allahu a'lam.
Semoga
bermanfaat.
Sumber:Wajibbaca