Tolongshareya
– Sahabat tolongshareya memang anak kecil itu tingkahnya terkadang diluar
dugaan kita sebagai orang tua, memang masa kanak-kanak adalah masa yang sangat
menyenangkan meski memang terkadang sang anak membuat kesal. Namun semua itu
wajar bagi seorang anak. Kasihan. Si kecil Ajim teratasi minyak wangi
kesayangan ibunya. Si ibu layak ‘naik hantu’ serta mengamuk. Namun lihatlah
begitu tulusnya si anak memujuk. Si ibu telah hilang kawalan, tetapi si anak
masihlah tenang berdepan desakan serta mengusulkan penyelesaian.
Diam-diam,
Ajim menyelitkan angpau yang dia bersalah dengan membayar kos wangi-wangian
yang dipecahkannya tadi.isi semuanya uang rayanya di celah pintu bilik si ibu.
Tujuannya hanya satu.. Dia mahu menebus ras
Allahu
Rabbi! Hati ibu mana yg tidak luluh mwa yang bersarang sebentar tadi... Lalu
saya sedar... Cuma kerana benda berbentuk sesaat saya nisal ‘ditegur’ Allah
lewat cara seperti ini?
“Saat
membaca nota itu, berderai airmata... Meruntun jiwa seseorang ibu ini... Habis
hilang semuanya perasaan geram, berang serta keceyaris hilang akal sampai saya
nyaris saja keluarkan kalimat yang dapat mengguris rasa anak-anak kecil. ”
Allah
ya Allah.. Mengalir deras airmata pada
saat membaca perkongsian Ummu Nurin ini! Ini bukanlah kisahnya. Ini dapat
cerita kita. Cerita kelalaian ibubapa dalam mengawal kata.
Saya
terkenang cerita seseorang ibu yang mengamuk memarahi anaknya apabila si anak
mencurah air sabun lebihan bersihkan kereta kedalam pasu bonsai kesayanganya..
"
Saya lebih sayang pokok ni dari kau, tahu! "
Saya
teringat cerita seseorang bapak mengutuk anaknya.. Tanpanya sedar, si anak
terdengar kalimat itu..
"
Itu bukanlah anak orang. Itu anak anjing! "gitu luluhnya hati si anak
mendengar kalimat kita. Ya Allah.. sunguh banyak dosa-dosa kita dalam mendidik
mereka!
“Mama
mohon maaf. Tidak benar langkah ibu jam awak tadi. Bila nabi terlihat, pasti
ibu terkena geram. Namun ibu hilang sabar. Lain waktu janganlah buat lagi ya.
Ibu takut hilang sabar lagi. ”
Tidak
sabar dengan karena anak-anak. Tak tahu berapakah kali saya sangat terpaksa
mohon ma
Subhanallah.
Saya sendiri juga terkadang hilaf dengan anak-anak sendiri. Sungguh. Terkadang
dalam mengharung keletihan serta aktivitas, sekali sekala kita tersilap juga.
Terkeluar juga aksi yg tidak sepatutnya. Terkadang herdikan. Terkadang libasan
rotan.
Tetapi
sejurus akal dapat berpikir rasional, betulkanlah kondisi. Mohon maaf dengan
anak-anak kita. Sembuhkan awal mulanya luka di hati mereka. Insya-Allah. Aksi
mohon maaf kerap menolong memulihkan awal mulanya kondisi.
Anak-anak
lakukan kesilapan. Kita juga! Tetapi bila terlajak kata, ringan-ringankanlah
mulut kita mohon maaf. Janganlah malu mengaku kesilapan kerana tiap-tiap
kesilapan menuntut pembetulan!
Ajarlah
anak-anak kita jadi seseorang manusia yang sedar bhan mereka untuk membenarkan
kesilapan itu.
bahwa
mereka memanglah tidak bisa lari dari lakukan kesilapan, namun yang utama
adalah kesunggu
Memanglah
ada karena mereka yang menyakitkan hati kita. Namun pada kita serta mereka,
sememangnya kita lebih waras serta lebih dewasa. Jadi, sesakit apapun yang kita
rasa, jangan sampai melepas berang lewat cara yang tidak sepatutnya. Orang !
dewasa
mesti tahu bagaimana mengobati lukanya tanpa ada mengakibatkan orang lain juga
yang terluka
Marilah
teman dekat, keduanya sama kita cuba tanamkan satu kemauan. Pantau kalimat yang
keluar dari mulut kita. Janganlah ia jadi doa yang diangkat ke langit tanpa ada
kita sedar. Basuh kesilapan dengan istighfar. Istighfar.
Kami
memohon keampunan-Mu ya Allah. Kurniakanlah kami anak
-anak
yang soleh serta solehah. Satukanlah hati-hati kami dengan anak-anak kami.
Jangan sampai beban kesilapan kami jadi asbab kesilapan mereka juga.
Ampunilah
kami yang senantiasa tersilap ini ya Allah. Amin ya Rabbal alamin. Ummu Nurin,
terima kasih kerana berkongsi cerita anak soleh Ajim ini. Insya-Allah ia
mencetuskan faedah untuk ibu-ibu seperti saya.
Sumber:Viral-pedia