Tolongshareya
– Sahabat tolongshareya semua orang tentu ingin mendapatkan surga namun tahukah
anda bahwa menjadi istri dan ibu adalah
posisi mulia yang dapat mengantarkan diri ke surga?
Pada
suatu ketika, Asma binti Yazid Ashari mendatangi Rasulullah saw dan bertanya,
“Ya Rasulullah, ayah dan ibuku kukorbankan untukmu dan aku datang sebagai
utusan kaum wanita. Engkau adalah utusan Allah bagi kaum laki-laki dan
perempuan dan kami telah beriman pada Allah dan kepadamu.”
Namun
para wanita, lanjut Asma, selalu tinggal di rumah, dibatasi hijab-hijab, sibuk
berkhidmat pada suami, serta mengandung anak. Sementara para lelaki bisa
melakukan amalan yang memborong pahala. Mereka bisa shalat berjamaah 5 waktu di
masjid, shalat Jumat, menjenguk orang
sakit, menyertai jenazah, pergi haji, dan yang paling utama, berjihad fi
sabilillah.
“Jika
mereka sedang haji, umrah, dan berjihad, kamilah yang menjaga harta di rumah,
menjahitkan baju, dan memelihara anak-anak mereka. Maka apakah kami bisa
mendapat pahala yang sama dengan mereka?”
Rasulullah
lalu berpaling pada para sahabat dan bertanya, “Pernahkah kalian mendengar
pertanyaan yang lebih baik dari pertanyaan wanita ini?”
Para
sahabat menjawab, “Kami bahkan tidak menduga kalau para wanita akan menanyakan
hal itu.”
Kemudian
beliau berpaling kembali pada Asma dan bersabda,” Dengarkan dan perhatikan
dengan saksama lalu sampaikan pada para wanita yang mengirimmu ke sini. Apabila
seorang istri selalu berbuat baik pada suaminya dan membahagiakannya, maka
kalian akan mendapat pahala yang sama dengan suami kalian.”
Ikhlas dan Ridha,
Pembuka Pintu Surga
Kisah
di atas dinukil dari kitab Usudul Ghabah fi Ma’rifatus Sahabah karangan Ibnu Atsir. Hadits ini menggambarkan pentingnya peran
istri dan ibu. Tanpa adanya mereka yang ikhlas mengurus rumah dan membersamai
putra putri tercinta, para suami tidak akan tenang bekerja dan beribadah.
Pantaslah kiranya jika Allah menjanjikan pahala yang setara dengan amalan para
suami, bahkan juga ganjaran tertinggi yang diberikan pada mereka yang berjihad,
yakni surga-Nya.
Dalam
hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apabila seorang istri
menjaga shalat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatan, dan
taat pada suaminya, maka ketika di akhirat dikatakan kepadanya: ‘Masuklah kamu
ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu sukai’,” (HR Ahmad).
Hadits
yang lain menguatkan pentingnya ridha suami; Nabi Muhammad saw berkata: “Siapa
saja perempuan yang meninggal dunia dalam keadaan suami ridha padanya, maka dia
akan masuk surga,” (HR At-Tirmidzi).
Pahala Hamil,
Melahirkan, dan Menyusui
Sahabat
tolongshareya selama ini, tanpa sadar, kita sering menganggap hamil,
melahirkan, dan menyusui adalah proses alamiah yang akan terjadi ketika
perempuan menikah. Sehingga banyak perempuan yang terkesan mengabaikan sisi
spiritualitas dan hanya berfokus pada penjagaan aspek kesehatan saat melalui
momen-momen tersebut. Padahal, Islam memberikan posisi khusus pada para ibu
yang mendapat amanah tersebut. Sebagaimana termaktub dalam Surat Luqman ayat
14, “Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua
orangtuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kalian kembali.”
Begitu
besar keutamaan para ibu yang hamil dan menyusui hingga Allah secara istimewa
menyebut proses ini dalam Al-Qur’an beberapa kali. Seperti dalam Surat Al-Ahqaf
ayat 15 dan Surat Al-Baqarah ayat 233. Kedua ayat ini berisi anjuran berbuat
baik pada ibu karena besarnya keutamaan mereka yang telah melalui kehamilan
dengan susah payah, mempertaruhkan nyawa ketika melahirkan, dan memberikan
saripati tubuhnya dalam bentuk air susu.
Dalam
sebuah hadits, Abu Hurairah ra menyebutkan bahwa ada seorang sahabat yang
menghadap Rasulullah saw dan bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang
lebih berhak dengan kebaikanku?” Jawab Rasulullah, “Ibumu.” Ia bertanya lagi,
“Lalu siapa?” Jawabnya, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?”Jawabnya,
“Ibumu.”
Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ayahmu,” (Bukhari, Muslim, dan Ibnu
Majah).
Ibnu
Al-Baththal, penulis kitab Syarh Sahih Bukhari menyatakan, berdasar hadits ini
ibu memiliki tiga kali hak yang lebih besar dari ayah karena kerepotan yang
mereka alami, yakni selama hamil, melahirkan, dan menyusui. Dalam hadits yang
lain juga disebutkan, “Dan wanita yang meninggal dunia karena melahirkan itu
syahid,” (HR. Abu Daud, 3111, dishahihkan oleh An-Nawawi di Syarh Muslim,
13/62).
Bersabar dalam
Mendidik Anak
Pintu
lain yang bisa mengantarkan seorang ibu mengetuk surga-Nya adalah dengan
kesabaran mendidik anak. “Dr Yusuf Qaradhawi mengatakan bahwa sabar merupakan
induk seluruh akhlak mulia. Oleh sebab itu,kesabaran harus diupayakan,” pesan
Amirotun Nafisah, pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Al Hikmah,
Jakarta.
Ketika
menjalankan peran sebagai Ibu, kesabaran akan teruji. Entah karena beratnya
dalam proses mengandung, anak-anak yang sakit sehingga sang ibu harus terjaga
sepanjang malam, hingga tingkah polah si kecil yang seringkali memancing emosi.
Kunci bersabar, kata ustadzah yang biasa dipanggil Amiroh ini, dengan
menanamkan keyakinan bahwa mereka yang sabar akan memiliki posisi mulia di sisi
Allah.
Keutamaan
lain yang dijanjikan Allah pada orangtua yang sabar termuat dalam hadits
berikut: Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang diuji
dengan anak-anak perempuan, kemudian dia berbuat baik kepada mereka, maka
anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka,”
(HR Muslim).
Dengan
segala keutamaan tersebut, yuk sahabat tolongshareya, optimalkan peran kita
demi meraih surga-Nya!
Semoga
bermanfaat.