Tolongshareya
– Sahabat tolongshareya Mungkin ada yang pernah mengalami hal yang dialami oleh
Ukhti berikut ini. Ia ragu apakah mengalami h4id sebelum buka atau setelahnya,
padahal ia telah shalat maghrib juga. Nah, bagaimana dengan ibadah yang telah
dilakukan?
Assalaamu’alaikum.
Ustadz,
bagaimana hukumnya jika saya baru sadar/tahu mendapat h4id ketika buang air
kecil, sesaat setelah saya berbuka puasa dan sholat maghrib? Apakah puasa saya
tetap sah? Saya kuatir kalau saya telah mendapat h4id sebelum berbuka.
Terimakasih
Dari:
Fulanah
Jawaban:
Oleh
ustadz Ammi Nur Baits dari konsultasisyariah.com, Alhamdulillah was shalatu was
salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Berikut
keterangan Syaikh Khalid bin Saud Al-Bulaihid,
إذا تيقنت
المرأة نزول
دم الحيض
قبل الغروب
ولو بزمن
يسير فسد
صومها ووجب
عليها قضاء
ذلك اليوم
لأن الحيض
مانع من
صحة الصوم
بالإتفاق.
Apabila
seorang wanita yakin bahwa darah h4id itu keluar sebelum maghrib, meskipun
hanya sesaat, maka puasanya batal dan wajib dia qadha puasa yang batal pada
hari itu. Karena keluarnya h4id termasuk pembatal puasa dengan sepakat ulama.
Lanjut beliau,
أما إذا
شكت هل
نزل قبل
الغروب أم
بعده فالصوم
صحيح ولا
يؤثر ذلك
الشك لأنه
وقع بعد
الفراغ من
العبادة فلا
حكم له
والأصل بقاء
الصوم
Kemudian,
ketika terjadi keraguan, apakah darah h4id ini keluar sebelum atau sesudah
maghrib, puasa tetap sah dan keraguan ini tidak mempengaruhi keabsahan
puasanya. Karena keraguan ini terjadi setelah selesai ibadah, sehingga tidak
dihukumi apapun. Sementara hukum asal adalah puasanya sah.
Alasan
kedua,
وأنها أدت
العبادة على
وجه صحيح
فلا تبطل
بالشك لأن
اليقين لا
يزول إلا
بيقين مثله
كما دلت
السنة على
هذا الأصل
فلا نبطل
العبادة لمجرد
احتمال.
Wanita
ini telah melaksanakan ibadah puasa sesuai aturan yang berlaku. Sehingga ibadah
puasanya tidak bisa dinilai batal disebabkan munculnya keraguan. Kaidahnya:
Sesuatu yang yakin, tidak bisa dihilangkan, kecuali dengan kondisi meyakinkan
lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang menjelaskan kaidah ini. Karena
itu, kita tidak boleh menghukumi satu ibadah statusnya batal, hanya karena
adanya kemungkinan.
Alasan
ketiga,
ولأن الأصل
براءة ذمة
المرأة فلا
تكلف بالقضاء
إلا بدليل
شرعي ولا
دليل هنا.
ولا يشرع
تكرار العبادة
على سبيل
الاحتياط فإما
أن تصحح
الأولى ويكتفى
بها وإما
أن تبطل
لسبب ظاهر
ويؤمر بالقضاء.
Hukum
asalnya adalah tidak ada beban bagi wanita untuk qadha, kecuali jika ada dalil
yang syar’, sementara tidak dijumpai dalil dalam hal ini. dan tidak
disyariatkan untuk mengulang ibadah karena tujuan hati-hati. Sehingga hanya ada
2 pilihan: puasa pertama dinilai sah, dan tidak perlu diulang. Atau puasa
pertama statusnya batal karena sebab yang zahir dan dia wajib qadha.
Semoga
bermanfaat.
Sumber:Wajibbaca